https://grain.org/e/5116

Solusi untuk perubahan iklim ada di tanah kita

by La Via Campesina | GRAIN | 7 Jan 2015

Sebuah upaya global untuk memberikan petani kecil dan masyarakat adat kontrol atas tanah adalah harapan terbaik kita untuk mengatasi perubahan iklim dan memberi makan populasi dunia yang terus bertambah.

Di saat pemerintah berkumpul di Lima untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB, pembunuhan brutal terhadap aktivis masyarakat adat Peru Edwin Chota dan tiga orang pria Ashaninka lainnya September lalu menjadi sorotan pada hubungan antara deforestasi dan hak atas tanah. Kebenaran yang sederhana sangat jelas terlihat : cara yang efektif dan adil untuk mencegah deforestasi dan dampaknya terhadap iklim adalah dengan mengakui dan menghormati kedaulatan masyarakat adat atas wilayah mereka.

Konflik kekerasan lahan di Peru juga membawa fokus ke masalah lain yang sama pentingnya dengan perubahan iklim yang tidak lagi dapat diabaikan: konsentrasi lahan pertanian di tangan beberapa pihak.

Photo: Nya Reyes Pertanian kecil yang kurang dari 5 hektar mewakili 78% dari semua peternakan di Peru, tetapi hanya menempati 6% dari lahan pertanian di negara itu. Angka ini mencerminkan situasi global. Di seluruh dunia, pertanian kecil mencakup 90% dari total pertanian namun menempati kurang dari seperempat total lahan pertanian dunia. Ini adalah kabar buruk bagi iklim.

Sama seperti perampasan hak dari masyarakat adat atas wilayah mereka telah membuka pintu pengrusakan, ekstraksi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, perampasan hak petani dari tanah mereka telah menaruh dasar bagi suatu sistem pangan industri yang, di antaranya memiliki banyak efek negatif, dan bertanggung jawab terhadap 44-57% dari seluruh emisi gas rumah kaca global.

Pangan tidak harus menjadi beban terhadap perubahan iklim. GRAIN memperkirakan bahwa redistribusi tanah di seluruh dunia untuk petani kecil dan masyarakat adat, dikombinasikan dengan kebijakan untuk mendukung pasar lokal dan mengurangi penggunaan bahan kimia, dapat mengurangi separuh emisi gas rumah kaca global dalam beberapa dekade dan secara signifikan mengurangi deforestasi. Cukup dengan membangun kembali bahan organik yang telah habis akibat puluhan tahun proses industri pertanian, petani kecil dapat menempatkan seperempat dari kelebihan karbon dioksida yang sekarang di atmosfer kembali ke tanah.

Memberikan lahan kembali ke petani kecil dan masyarakat adat juga merupakan cara yang paling efektif untuk menangani tantangan kebutuhan pangan populasi global yang berkembang di era kekacauan iklim ini. Data global yang tersedia menunjukkan bahwa petani kecil lebih efisien dalam memproduksi pangan dibandingkan perkebunan besar. Pada fraksi tanah yang mereka miliki, petani kecil dan masyarakat adat terus menghasilkan sebagian besar makanan dunia, 80% dari makanan di negara-negara berkembang menurut FAO. Bahkan di Brazil, pusat industri pertanian, pertanian kecil menempati seperempat dari lahan pertanian tetapi memproduksi 87% singkong, 69% kacang-kacangan, 59% daging babi, 58% susu sapi, 50% ayam, 46% jagung, 33,8% beras dan 30% ternak negara tersebut.

Kebutuhan ganda untuk memberi makan dunia dan mendinginkan bumi ini dapat dipenuhi. Tapi tidak jika pertemuan pemerintah di Lima terus mengabaikan dan merepresi perjuangan petani dan masyarakat adat atas tanahnya.

Author: La Via Campesina | GRAIN